sejarah khalifah : Ustman Bin Affan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Nama
panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya).
Sebab digelari Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk
Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah
berkata; “Sekiranya kami punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan
denganmu.” Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi
tidak sampai besar anaknya meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4
Hijriah.
Menikahi
8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan
Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar,
Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8
anak perempuan. Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau
masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib
dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi
Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu
orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Utsman
adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang
pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan
keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau
memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya
1.2
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1.
Memenuhi
tugas yang diberikan pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
2.
Sebagai
bentuk perhatian mahasiswa terhadap pelajaran Sejarah Peradaban Islam
3.
Suatu
usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan
1.3
Rumusan
Masalah
1.
Siapakah
Utsman bin Affan ?
2.
Jabatan
apa yang diperoleh Utsman bin Affan?
3.
Akibat
apa Utsman bin affan wafat?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kilas Sejarah Hidup Utsman bin Affan
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi
dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai
pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan
ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat
julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat
karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu
Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
Usman bin Affan lahir pada 574
Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin
Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan
Assabiqunal Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw
sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan
rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah
bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan
tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak
memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk
dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu
terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
kaum
kafir Quarisy melakukan penyiksaan terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan
diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia, Ethiopia). Ikut juga
bersama beliau sahabat Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan
lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW supaya beliau hijrah ke
Madinah. Maka dengan tidak berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta
kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan Allah dan
Rasul-Nya. Beliau Hijrah bersama-sama dengan kaum Muhajirin lainya.
Pada
peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di
Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah
hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk
memerangi penduduk Mekkah.
Suasana
sempat tegang ketika Utsman tak kenjung kembali. Kaum muslimin sampai membuat
ikrar Rizwan – bersiap untuk mati bersama untuk menyelamatkan Utsman. Namun
pertumpahan darah akhirnya tidak terjadi. Abu Sofyan lalu mengutus Suhail bin
Amir untuk berunding denganNabi Muhammad SAW. Hasil perundingan dikenal dengan
nama Perjanjian Hudaibiyah.
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah
dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa
jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW
sedang melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
Sebagai Contoh
:
1.
Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih
airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan
dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk
kepentingan rakyat umum.
2.
Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah
disekitarnya.
3.
Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor
kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama
dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
4.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga
pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum
miskin yang menderita di musim kering.
2.2 Masa
Kekhalifahan
Utsman
bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar musyawarah dan keputusan sidang
Panitia enam, yang anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab sebelum
beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin
Affan, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah
bin Ubaidillah.
Tiga
hari setelah Umar bin khatab wafat, bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman
bin Auff memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara mereka yang
bersedia mengundurkan diri. Ia lalu menyatakan dirinya mundur dari pencalonan.
Tiga orang lainnya menyusul. Tinggallah Utsman dan Ali. Abdurrahman ditunjuk
menjadi penentu. Ia lalu menemui banyak orang meminta pendapat mereka. Namun
pendapat masyarakat pun terbelah. Konon, sebagian besar warga memang cenderung
memilih Utsman. Sidangpun memutuskan Ustman sebagai khalifah. Ali sempat
protes. Abdurrahman adalah ipar Ustman. Mereka sama-sama keluarga Umayah.
Sedangkan Ali, sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak lama kedua
keluarga itu bersaing. Namun Abdurrahman meyakinkan Ali bahwa keputusannya
adalah murni dari nurani. Ali kemudian menerima keputusan itu. Maka Utsman bin
Affan menjadi khalifah ketiga dan yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah
berusia 70 tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun 24 H.
Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat dimasjid Madinah.
Masa
kekhalifannya merupakan masa yang paling makmur dan sejahtera. Konon ceritanya
sampai rakyatnya haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai
berdasarkan berat timbangannya. Beliau adalah khalifah kali pertama yang
melakukan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena
semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji). Beliau
mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk
mahkamah dan mengadili perkara. Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah
sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya mengadili suatu perkara di
masjid. Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha didahulukan sebelum sholat.
Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam
pada waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk
kepentingan pertanian.
Di
masanya, kekuatan Islam melebarkan ekspansi. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai
armada laut yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai wilayah Syria,
Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk
mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes
digempur. Konstantinopelpun sempat dikepung.
Prestasi yang diperoleh selama beliau menjadi
Khalifah antara lain :
1.
Menaklukan Syiria, kemudian mengakat Mu’awiyah
sebagai Gubernurnya.
2.
Menaklukan Afrika Utara, dan mengakat Amr bin
Ash sebagai Gubernur disana.
3.
Menaklukan daerah Arjan dan Persia.
4.
Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
5.
Memperluas Masjid Nabawi, Madinah dan Masjidil
Haram, Mekkah.
6.
Membakukan dan meresmikan mushaf yang disebut
Mushaf Utsamani, yaitu kitab suci Al-qur’an yang dipakai oleh seluruh umat
islam seluruh dunia sekarang ini. Khalifah Ustman
membuat lima salinan dari Alquran ini dan menyebarkannya ke berbagai wilayah
Islam.
7.
Setiap hari jum’at beliau memerdekakan seorang
budak (bila ada)
2.3 Sebab-sebab Terjadinya Kekacauan dalam
Pemerintahan Utsman
Pada
mulanya pemerintahan Khalifah Utsman berjalan lancar. Hanya saja seorang
Gubernur Kufah, yang bernama Mughirah bin Syu’bah dipecat oleh Khalifah Utsman
dan diganti oleh Sa’ad bin Abi Waqqas, atas dasar wasiat khalifah Umar bin
Khatab. Kemudian beliau memecat pula sebagian pejabat tinggi dan pembesar yang
kurang baik, untuk mempermudah pengaturan, lowongan kursi para pejabat dan
pembesar itu diisi dan diganti dengan famili-famili beliau yang kredibel
(mempunyai kemampuan) dalam bidang tersebut.
Tindakan
beliau yang terkesan nepotisme ini, mengundang protes dari orang-orang yang
dipecat, maka datanglah gerombolan yang dipimpim oleh Abdulah bin Saba’ yang
menuntut agar pejabat-pejabat dan para pembesar yang diangkat oleh Khalifah
Utsman ini dipecat pula. Usulan-usulan Abdullah bin Saba’ ini ditolak oleh
khalifah Utsman. Pada masa kekhalifan Utsman bin Affan-lah aliran Syiah lahir
dan Abdullah Bin Saba’ disebut sebagai pencetus aliran Syi’ah tersebut. Karena
merasa sakit hati, Abdullah bin Saba’ kemudian membuat propoganda yang hebat
dalam bentuk semboyan anti Bani Umayah, termasuk Utsman bin Affan. Seterusnya
penduduk setempat banyak yang termakan hasutan Abdullah bin Saba’. Sebagai
akibatnya, datanglah sejumlah besar (ribuan) penduduk daerah ke madinah yang menuntut
kepada Khalifah, tuntutan dari banyak daerah ini tidak dikabulkan oleh
khalifah, kecuali tuntutan dari Mesir, yaitu agar Utsman memecat Gubernur
Mesir, Abdullah bin Abi Sarah, dan menggantinya dengan Muhammad bin Abi Bakar.
Karena
tuntutan orang mesir itu telah dikabulkan oleh khalifah, maka mereka kembali ke
mesir, tetapi sebelum mereka kembali ke mesir, mereka bertemu dengan seseorang
yang ternyata diketahui membawa surat yang mengatasnamakan Utsman bin Affan.
Isinya adalah perintah agar Gubernur Mesir yang lama yaitu Abdulah bin Abi
sarah membunuh Gubernur Muhammad Abi Bakar (Gubernur baru) Karena itu, mereka
kembali lagi ke madinah untuk meminta tekad akan membunuh Khalifah karena
merasa dipermainkan. Setelah surat diperiksa, terungkap bahwa yang membuat
surat itu adalah Marwan bin Hakam. Tetapi mereka melakukan pengepungan terhadap
khalifah dan menuntut dua hal :
1.
Supaya Marwan bin Hakam di qishas (hukuman
bunuh karena membunuh orang).
2.
Supaya Khalifah Utsman meletakan jabatan
sebagai Khalifah.
Kedua
tuntutan yang pertama, karena Marwan baru berencana membunuh dan belum
benar-benar membunuh. Sedangkan tuntutan kedua, beliau berpegang pada pesan
Rasullulah SAW; “Bahwasanya engkau Utsman akan mengenakan baju kebesaran.
Apabila engkau telah mengenakan baju itu, janganlah engkau lepaskan”
Setelah
mengetahui bahwa khalifah Utsman tidak mau mengabulkan tuntutan mereka, maka
mereka lanjutkan pengepungan atas beliau sampai empat puluh hari. Situasi dari
hari kehari semakin memburuk. Rumah beliau dijaga ketat oleh sahabat-sahabat
beliau, Ali bin Thalib, Zubair bin Awwam, Muhammad bin Thalhah, Hasan dan
Husein bin Ali bin Abu Thalib. Karena kelembutan dan kasih sayangnya, beliau
menanggapi pengepung-pengepung itu dengan sabar dan tutur kata yang santun. Hingga
suatu hari, tanpa diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah
kepala gerombolan yaitu Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan
membunuh Utsman bin Affan yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan
yang membunuh adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain
menyebutkan pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran.
Beliau
wafat pada bulan haji tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai
Khalifah selama 12 tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
BAB III
KESIMPULAN
Utsman
bin Affan adalah salah
satu sahabat Nabi Muhammad yang paling pemalu. Ia termasuk salah satu Khalifah
(Khulafaur Rosyidin) ke tiga yang memerintah setelah kematian sahabat Umar bin
Khattab. Utsman bin Affan memerintah dari tahun 644 M (umur 69–70 tahun) hingga
656 M (selama 11–12 tahun). Selain pemalu, Utsman bin Affan merupakan ekonom
yang sangat handal dan saudagar yang kaya raya tetapi sangatlah dermawan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (Ed.), Tradisi
dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:LP3ES, 1989, Cetakan
Pertama).
Yatim, Badri. S ejarah Peradaban Islam, (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2013, Cetakan ke-24).
Ali, Syed Amir,Api Islam,(Jakarta:
Bulan Bintang, 1978).
_____ , A Short History
of the Sarancens, (New Delhi, Kitab
Bhavan, 1985).
Amin, Ahmad, Dhuha al-Islam, Jilid 1, (Kairo: Lajnah al-Ta’lif wa
al-Nasyr, Tanpa Tahun).
Komentar
Posting Komentar