Refleksi kebangsaan (opini): sudahkah kita berada dalam rel kebangsaan yang benar?

            Bangsa ini terbentuk selama ribuan tahun lalu, bermula dari beberapa etnis yang mendiami lereng-lereng vulkanis subur dan tepi-tepi pantai yang memanjang di kalung Khatulistiwa. Pengalaman berabad-abad lalu dalam berbagai bidang yang mencul berkat pengenalan yang baik dan berlangsung lama pada alam, membuat mereka menjadi “kreatif” dalam beberapa keahlian hidup.

            Menengok pada periode ke-2 hingga ke-16 Abad Masehi kita dapat menyimpulkan bahwa nenek moyang yang mendiami tanah ini sudah lebih maju dan matang dalam beberapa aspek. Bila kita runut, pada permulaan abad ke-2 Masehi dimana saat bersamaan benua eropa belum memiliki prodak Hukum, bangsa ini sudah memiliki beberapa hukum misal: Kalingga. Atau kemajuan maritim dengan kemampuan yang mumpuni mampu memanfaatkan potensi laut sebagai jalur pelayaran. Memasuki periode ke-7 masehi dimana mulai muncul banyak kerajaan yang kuat seperti kerajaan Sriwijaya dipesisir sumatera, kesultanan ternate di Sulawesi, Kutai di Tepi Mahakam, dan beberapa kerajaan di pulau jawa. Kekuasaan dan hegomoni kerajaan tersebut bersifat lokal maupun regional, bahkan Sriwijaya memiliki pengaruh sangat kuat atas kontrol selat malaka dan jalur sutra perdagangan hingga ke utara Nusantara.

            Memasuki abad ke 13 sebuah kerajaan lain dari timur Jawa tumbuh dan memiliki pengaruh yang besar dan mencapai puncak kemajuan pada kepemimpinan rajanya Hayam Wuruk. Kekuasaanya sangat luas (hampir seluas peta Indonesia sekarang) bahkan memiliki pengaruh sampai ke Jawa Dwipa (negara indochina). Kemajuan tersebut semata-mata bukan hal yang tumbuh secara instan, namun merupakan hasil dari proses memanfaatkan Alam. Pada masa kegemilangan Majapahit penyokong utama kekuasaan adalah kemampuan menghubungkan antar pulau-pulau melalui selat dan laut biru (samudera) bahkan banyak ilmuan seperti Dick Ride menganggap kemampuan Navigasi pelaut Jawa (termasuk Majapahit) adalah yang terbaik pada masanya.

            Paparan di atas merupakan sejarah singkat yang menggambarkan postur kultur bangsa kita yang kini kita kenal sebagai bangsa Indonesia. Kini setelah berusia 75 tahun usia Negara Indonesia apakah kita sudah lebih baik dari nenek moyang kita? Atau kita lebih maju dari mereka?.

            Sebuah pertanyaan yang menarik sebagai sebuah refleksi, yang akan memunculkan pertanyaan selanjutnya: apa yang sudah dicapai oleh bangsa besar ini? Mari coba kita uraikan beberapa tolak ukur untuk menilai sejauh apa bangsa kita berkembang saat ini.

            Sebuah bangsa yang maju memiliki pemahaman akan ilmu yang baik. Hampir seluruh pernyatan tersebut dapat kita benarkan, tapi masih menyisakan ruang perdebatan! Pasti. Sementara kita tinggal dulu perdebatannya, kita coba ukur sendiri apakah bangsa kita sekarang telah benar-benar memiliki ilmu pengetahuan yang baik? Sejarah pendidikan bangsa kita bila dihitung dari era kolonial, Revolusi hingga era pembangunan sekarang memiliki banyak peningkatan. Yang paling mencolok dari sistem dan kelembagaan pendidikan Indonesia. Namun, pendidikan yang didapatkan bangsa Indonesia tidaklah maksima, seperti ketika era Kolonial pendidikan yang diterapkan adalah pendidikan diskriminatif, karena hanya bisa dinikmati oleh segelintir pribumi (anak bangsawan). Wajar hal semacam itu terjadi melihat dari tatanan sosial yang diterapkan memiliki kasta secara berurutan: Bangsa Kulit Putih (Eropa), Timur jauh (Arab dan China), dan Pribumi. Strata tersebut sangat merugikan pribumi yang imbasnya lemahnya pengaruh dan hak pribumi dalam semua aspek kehidupan termasuk pendidikan.

Dilanjutkan pada bagian 2...

Komentar

Postingan Populer